Siapapun berhak merayakan hari kemerdekaan negerinya. Perayaannya pun beragam. Senin (18/8), sebanyak 500 pemulung berpakaian sangat unik berkarnaval dan berlagak bak pragawan
Ke-500 pemulung itu berasal dari lima titik komunitas pemulung di Suarabaya, yaitu Putatjaya, Rangkah, Kalisari, Baratajaya dan Ngagel.
"Walaupun pemulung, mereka-mereka juga orang Indonesia yang juga berhak merayakan kemerdekaan negerinya." ujar
Aries Munandar, koordinator Program Pemulung Sejahtera Yayasan Dana Sosial al Falah (YDSF).
Karnaval dimulai dari Balai Pemuda di Jalan Yos Sudarso Surabaya lalu keluar menuju ke Jalan Walikota Mustajab, lalu berbelok ke kiri ke Jalan Simpang Dukuh, lalu, melewati Jalan Gubernur Surya dan berakhir dibalai Pemuda.
"Seneng, acaranya beda dengan yang tahun lalu, sekarang lebih banyak jalan-jalannya," ujar Munakayah, pemulung asal Rangkah, seusai peragaan busana. Peringatan hari kemerdekaan RI kali ini memang berbeda dengan tahun sebelumnya yang selam dua tahun berturut-turut menggelar upacara kemerdekaan ala pemulung.
YDSF hanya menyiapkan tempat, sedangkan kostum-kostum yang dipakai untuk karnaval diserahkan kepada para pemulung itu sepenuhnya.
naskah/foto: Wirawan Dwi for Matanesia Pictures
Label: karnaval, kemerdekaan, pemulung